Menghargai Kerja Keras dalam Dunia Pendidikan
Kesalahan guru -tidak semua- yang sampai sekarang masih dilakukan adalah
lebih memuji murid yang 'cerdas' bawaan dari pada murid yang berusaha keras.
Secara tidak langsung mereka menanamkan konsep 'melakukan kesalahan adalah hal bododh'
sehingga mereka tidak berani untuk mengambil resiko.
Dweck pernah melakukan tes nonverbal terhadap murid kelas lima. Ia
memberikan soal kepada mereka.
Dweck memberikan dua macam pujian kepada murid kelas lima tersebut.
Setengah dari murid itu dipuji atas kecerdasan bawaannya. Dan setengah lainnya
dipuji atas kerja kerasnya.
Dweck berpikir kata-kata pujian tak terlalu berefek kepada murid kelas
lima tadi. Tapi dugaannya salah.
Pada saat menjalankan tes untuk kedua kalinya Dweck memberikan dua jenis
soal. Soal A yang mempunyai tingkatan sulit dan soal B yang mepunyai tingkatan
mudah.
Ternyata murid yang dipuji atas kecerdasaan bawaannya lebih memilih soal
B karena lebih mudah dan hampir sama dengan soal sebelumnya. Mereka memilihnya
karena takut salah dan dijuluki bodoh atas kesalahannya.
Dan murid yang dipuji atas kerja kerasnya 90% memilih soal A yang lebih
sulit dan bereda dengan soal sebelumnya.
Eksperimen Dweck selanjutnya menunjukkan bahwa rasa takut gagal adalah
yang menghalangi murid dalam belajar. Dweck memberikan soal lagi, bahkan lebih
sulit dari yang sebelumnya –sebenarnya soal ini setingkat dengan anak kelas
delapan-. Ia ingin mengetahui respon yang diberikan dari murid kelas lima yang
sudah.
Murid yang sebelumnya mendapat pujian atas kerja kerasnya mengatakan
bahwa ini soal favoritnya. Dan masih banyak pendapat positif yang didapat Dweck
dari anak kelas lima itu.
Dan ketika hasilnya di bagikan. Kebanyakan anak yang dipuji atas
kecerdasan bawaannya lebih suka membandingkan nilai mereka dengan nilai yang
lebih rendah.
Sedangkan anak yang dipuji atas
kerja kerasnya melihat nilainya sendiri dan meneliti kesalahannya.
Bagaimana? Sungguh berbeda kan?
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon